MATRIKS
1.1.PENGERTIAN
Beberapa
pengertian tentang matriks :
1.
Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau
kompleks) yang disusun atau dijajarkan secara empat persegi panjang menurut
baris-baris dan kolom-kolom.
2.
Matriks adalah jajaran elemen (berupa bilangan)
berbentuk empat persegi panjang.
3.
Matriks adalah suatu himpunan kuantitas-kuantitas (yang
disebut elemen), disusun dalam bentuk persegi panjang yang memuat baris-baris
dan kolom-kolom.
Matriks adalah kumpulan bilangan yang disusun dalam
bentuk baris dan kolom. Bilangan yang tersusun dalam baris dan kolom disebut
elemen matriks. Nama matriks ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
Banyaknya baris dan kolom matriks disebut ordo matriks.
Bentuk umum :
A =
elemen matriks
pada baris 1, kolom 1
elemen matriks pada
baris 1, kolom 2
elemen matriks pada
baris 1, kolom 3
.
.
. elemen matriks pada
baris m, kolom n
Contoh :
B =
Ordo matriks B adalah B2 x 3
- 4
6
Notasi yang
digunakan:
Atau Atau
1.2.NOTASI MATRIKS
Matriks
kita beri nama dengan huruf besar seperti A, B, C, dll. Matriks yang mempunyai
I baris dan j kolom ditulis A= ( aij
), artinya suatu matriks A yang elemen-elemennya aij dimana indeks
I menyatakan baris ke I dan indeks j menyatakan kolom ke j dari elemen
tersebut.
Secara umum :
Matriks A= ( aij ), i= 1, 2,
3,…..m dan j= 1, 2, 3,……., n yang berarti bahwa banyaknya
baris m dan banyaknya kolom n.
Contoh
:
A= B= C=
Ukuran matriks
|
2 x 2
|
2 x 1
|
1 x 4
|
Jumlah baris
|
2
|
2
|
1
|
Jumlah kolom
|
2
|
1
|
4
|
Matriks
yang hanya mempunyai satu baris disebut MATRIKS BARIS, sedangkan matriks yang
hanya mempunyai satu kolom disebut MATRIKS KOLOM. Dua buah matriks A dan B
dikatakan SAMA jika ukurannya sama (mxn) dan berlaku aij = bij untuk setiap i dan j
1.3.JENIS-JENIS MATRIKS KHUSUS
Berikut ini diberikan beberapa jenis matriks
selain matriks kolom dan matriks baris
(i)
MATRIKS
NOL, adalah matriks yang semua elemennya nol
Sifat-sifat
:
1.
A+0 = A,
jika ukuran matriks A = ukuran matriks 0
2.
A*0 = 0, begitu juga 0*A=0.
(ii)
MATRIKS BUJURSANGKAR, adalah matriks yang jumlah baris
dan jumlah kolomnya sama. Barisan elemen a11,
a22, a33, ….ann disebut diagonal utama
dari matriks bujursangkar A tersebut.
Contoh : Matriks berukuran 2x2
A=
(iii)
MATRIKS BUJURSANGKAR ISTIMEWA
a.
Bila A dan B merupakan matriks-matriks bujursangkar
sedemikian sehingga AB=BA maka A dan B disebut COMMUTE (saing).
b.
Bila A dan B sedemikian sehingga AB=-BA maka A dan B
disebut ANTI COMMUTE.
c.
Mtriks M dimana Mk+1=M
untuk k bilangan bulat positif disebut matriks PERIODIK.
d.
Jika k bilangan bulat positif terkecil sedemikian
sehingga Mk+1=M maka M
disebut PERIODIK dengan PERIODE k.
e.
Jika k= 1
sehingga M2=M maka M
disebut IDEMPOTEN.
f.
Matriks A
dimana Ap= 0 untuk p
bilangan bulat positif disebut dengan matriks NILPOTEN.
g.
Jika p bilangan positif bulat terkecil sedemikian
hingga Ap= 0 maka A
disebut NILPOTEN dari indeks p.
(iv) MATRIKS DIAGONAL, adalah matriks
bujursangkar yang semua elemen diluar diagonal utamanya nol.
Contoh :
A=
(v)
MATRIKS
SATUAN/IDENTITY, adalah matriks diagonal yang semua elemen diagonalnya adalah 1.
Contoh :
A=
Sifat-sifat matriks identitas :
1.
A*I=A
2.
I*A=A
(vi)
MATRIKS SKALAR, adalah matriks diagonal yang semua
elemennya sama tetapi bukan nol atau satu.
Contoh :
A=
(vii)
MATRIKS SEGITIGA ATAS (UPPER TRIANGULAR), adalah
matriks bujursangkar yang semua elemen diatas diagonal elemennya = 0.
A=
(viii)
MATRIKS SEGITIGA
BAWAH (LOWER TRIANGULAR), adalah matriks
bujursangkar yang semua elemen dibawah diagonal elemennya = 0.
A=
(ix)
MATRIKS
SIMETRIS, adalah matriks bujursangkar yang elemennya simetris secara diagonal. Dapat
juga dikatakan bahwa matriks simetris adalah matriks yang transposenya sama
dengan dirinya sendiri.
Contoh :
A= dan AT=
(x)
MATRIKS ANTISIMETRIS, adalah matriks yang trnsposenya
adalah negatif dari matriks tersebut. Maka AT= -A dan aij = -aij, elemen diagonal utamanya = 0
Contoh :
A= maka AT =
(xi)
MATRIKS TRIDIAGONAL, adalah matriks bujursangkar yang
semua elemen-elemennya = 0 kecuali
elemen-elemen pada diagonal utama serta samping kanan dan kirinya.
Contoh :
A=
(xii)
MATRIKS JODOH Ā, adalah jika A matriks dengan
elemen-elemen bilangan kompleks maka matriks jodoh Ā dari A didapat dengan
mengambil kompleks jodoh (CONJUGATE) dari semua elemen-elemnya.
Contoh :
A= maka Ā=
(xiii)
MATRIKS HERMITIAN. Matriks bujursangkar A= ( aij ) dengan elemen-elemen
bilangan kompleks dinamakan MATRIKS HERMITIAN jika (Ā)'=A atau matriks
bujursangkar A disebut hermitian jika aij
= āij . dengan demikian jelas bahwa
elemen-elemen diagonal dari matriks hermitian adalah bilangan-bilangan riil.
Contoh :
A= maka dan Ā'=
1.4.OPERASI PADA MATRIKS
Ø
PENJUMLAHAN
MATRIKS
Penjumlahan
matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang mempunyai ukuran
(orde) yang sama. Jika A= ( aij
) dan B=( bij )
adalah matriks-matriks berukuran sama, maka A+B adalah suatu matriks C= ( cij ) dimana ( cij ) = ( aij ) +( bij ) atau
[A]+[B] = [C] mempunyai ukuran yang sama dan elemennya ( cij ) = ( aij ) +( bij
)
Contoh :
A= B= C= maka
A+B
= + =
=
A+C
= +
A+C tidak terdefinisi (tidak dapat
dicari hasilnya) karena matriks A dan B mempunyai ukuran yang tidak sama.
Ø
PENGURANGAN
MATRIKS
Sama
seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya dapat dilakukan
pada matriks-matriks yang mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berlainan
maka matriks hasil tidak terdefinisikan.
Contoh :
A= B= maka
A-B = - = =
Ø PERKALIAN MATRIKS DENGAN SKALAR
Jika k adalah suatu bilangan skalar dan
A=( aij ) maka
matriks kA=( kaij )
yaitu suatu matriks kA yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks A
dengan k. Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di depan atau
dibelakang matriks. Misalnya
[C] = k[A] = [A] k dan ( cij
) = ( kaij )
Contoh :
A=
maka
2A=
Pada perkalian skalar berlaku hukum distributif
dimana k(A+B) = Ka + kB.
Contoh :
A=
B= dengan k=2, maka
K(A+B)
= 2 (A+B) = 2A+2B
2(A+B)
= 2 + = 2 =
2A+2B
= 2 + 2 =
Ø PERKALIAN MATRIKS DENGAN MATRIKS
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
- Perkalian matriks dengan matriks umumnya tidak komutatif.
- Syarat perkalian adalah jumlah banyaknya kolom pertama matriks sama dengan jumlah banyaknya baris matriks kedua.
- Jika matriks A berukuran mxp dan matriks pxn maka perkalian A*B adalah suatu matriks C= ( cij ) berukuran mxn dimana
cij = ai1b1j
+ ai2b2j + ai3b3j +
………………….+ aipbpj
Contoh
: 1) A= dan
B= maka
A x B = *
= =
2) A= dan B=
maka
A x B = =
Beberapa Hukum Perkalian Matriks :
- Hukum Distributif, A*(B+C) = AB + AC
- Hukum Assosiatif, A*(B*C) = (A*B)*C
- Tidak Komutatif, A*B ¹ B*A
- Jika A*B = 0, maka beberapa kemungkinan
(i) A=0 dan B=0
(ii) A=0 atau B=0
(iii) A¹0 dan B¹0
- Bila A*B = A*C, belum tentu B = C
Tidak ada komentar