Di zaman serbamodern ini, masyarakat ingin praktis, bahkan untuk menjaga kebersihan mereka. Seperti cairan pembersih tangan untuk membersihkan tangan dari kotoran dan kuman. Banyak orang menyelipkan itu di tas mereka sehingga kapapun diperlukan akan mudah digunakan.
Meski lebih mudah dan praktis karena tidak memerlukan air dan sabun untuk membasuh, namun cairan higenis dengan atau tanpa alkohol ini kurang disarankan karena dianggap tidak efektif membunuh kuman penyakit.
"Ini tidak benar-benar mematikan kuman penyakit atau bakteri . Ini hanya memindahkan atau membolak-balikkan kuman di tangan kita, sementara kuman penyakit tetap tinggal di tangan," ujar Dr dr Dwiana Ocviyanti, SpOG di Jakarta beberapa waktu lalu.
Mencuci tangan dengan air apalagi ditambah sabun, sambunya, adalah masih cara yang efektif dalam memutus rantai penyebaran atau perkembangan kuman penyakit.
"Air yang mengalir atau mengucur inilah yang menjatuhkan kuman penyakit dari tangan kita. Ini masih lebih baik," ujarnya.
Namun diakui Ocvi, begitu namanya kerap dipanggil, saat ini memang cukup sulit untuk menemukan akses air bersih di lingkungan sekitar untuk sekedar mencuci tangan. Akses air bersih di ruang umum tampaknya belum menjadi prioritas pemerintah untuk menyediakannya.
Ia menyayangkan belum ada dukungan yang penuh untuk menggerakkan kebiasan mencuci tangan yaitu dengan memberi akses air bersih. Padahal menurutnya mencuci tangan adalah cara yang efektif untuk memotong manta rantai penyebaran kuman penyakit.